Tuesday 10 April 2018

NABI NUH A.S. [ BAHAGIAN 2 ]






NABI NUH A.S. [ BAHAGIAN 2 ]








C. NUH MEMBUAT KAPAL


     Setelah menerima perintah Allah SWT untuk membuat kapal segera Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya, mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.

     Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dapat bekerja dengan tenang, tanpa gangguan, menyelesaikan pembinaan kapalnya, namun dia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olok dengan mengatakan: "Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu? Bukankah engkau seorang nabi atau rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal? Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air, apakah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang akan menarik kapalmu ke laut?"

     Dan lain-lain ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum sambil menjawab: "Baiklah tunggu sahaja saatnya nanti, jika sekarang kamu mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bagi kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini. Tunggulah saat azab dan hukuman Allah SWT menimpa atas diri kamu."

     Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut yang pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah: "Bersiap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan bila terlihat tanda-tanda daripada-Ku, maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu para pengikutmu, orang-orang yang telah beriman dari kaummu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izinku."

     Kemudian tercurahlah dari langit dan memancut dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa, menggenangi dataran yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak-puncak bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air banjir yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah berisi penuh dengan orang mukmin dan pasangan-pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah SWT.

     Dengan iringan "Bismillah majraha wa mursaha" belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang-kala lemah-lembut dan kadang-kala ganas dan disertai dengan ribut taufat. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamatkan diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.

     Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memerhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul dan tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah SWT itu. Pada saat itu, tanpa disedari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.

     Nabi Nuh secara sengaja, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suranya memanggil puteranya: "Wahai anakku! Datanglah ke mari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah SWT agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau hadapi dan jangan mengikuti orang-orang kafir yang sedang menjalani hukuman Allah SWT."

     Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan Iblis dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang: "Biar aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu, aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidka akan dijangkau oleh air banjir ini."

     Nuh menjawab: "Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau, ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa ini tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah SWT yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperoleh rahmat dan keampunan-Nya."

     Selesai Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya, tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincir ke bawah lautan air mengikuti kawan-kawan dan pembesar-pembesar kaumnya yang derhaka itu.

     Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir yang tidak beriman dan belum mengenal Allah SWT beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah SWT: "Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janjiMu adalah janji yang benar dan Engkaulah Hakim yang Maha Berkuasa."

     Kepadanya Allah SWT berfirman yang bermaksud: "Wahai Nuh! Sesungguhya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, kerana dia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu, menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir daripada kaummu. Hilanglah dia dari senarai keluargamu. Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu, mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku, dapat engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya dan terjamin keselamatan jiwanya."

     "Adapun orang-orang yang telah mengingkari risalahmu, mendustakan dakwahmu dan tetap mengikuti hawa nafsunya dan tuntunan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang Aku telah tentukan walau mereka berada di puncak gunung. Maka janganlah engkau sekali lagi menanyakan tentang sesuatu yang belum engkau mengetahui. Aku ingatlah janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."

     Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah SWT bahawa cinta dan kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan dia lupa akan janji dan ancaman Allah SWT terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Dia sedar bahawa dia tersesat pada saat dia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir, yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya, padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah SWT harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda.

     Dia sangat menyesal di atas kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah SWT memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru: "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku, bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."

     Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukuman Allah SWT, surutlah lautan air diserap bumi kemudian terdamparlah kapal Nuh di atas bukit "Judie" dengan iringan perintah Allah SWT kepada Nabi Nuh: "Turunlah wahai Nuh ke darat, engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertainya."

     Kisah Nabi Nuh dalam Al-Quran terdapat dalam 43 ayat dari 28 surah, di antaranay surah Nuh dari ayat 1 sehingga 28 yang bermaksud:

Ertinya:

"Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih." Dia (Nuh) berkata: "Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan dan amaran yang jelas kepada kamu," (Iaitu) sembahlah Allah, bertakwalah kepadaNya dan taatlah kepadaku, Supaya DIa mengampunkan sebahagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah itu apabila telah datang, tidak dapat ditangguh, seandainya kamu mengetahui. Dia (Nuh) berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang," "Tetapi seruanku itu tidak menambahkan (iman) mereka, malah mereka (semakin) lari (dari kebenaran)." "Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (untuk beriman) agar Kamu mengampunkan mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke telinga mereka sambil menutupkan baju mereka (ke wajah masing-masing) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri." "Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang-terangan." "Kemudian aku menyuruh mereka secara terbuka dan dengan diam-diam. Maka aku berkata (kepada mereka): "Mohonlah keampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Nescaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, Dan Dia memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu." Mengapa kamu tidak menghargai kebesaran dan kekuasaan Allah? Padahal sesungguhnya Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian). Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? Dan di sana Dia mencipta bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang terang-benderang)? Dan di sana Dia mencipta bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang terang-benderang)? Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh-tumbuhan (beransur-ansur), Kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada hari kiamat) dengan pasti. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, Agar kamu dapat pergi ke sana ke mari di jala-jalan yang luas. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka derhaka kepadaku dan mereka mengikuti orang yang harta dan anak-anaknya hanya menambahkan kerugian baginya, Dan mereka melakukan tipu daya yang sangat besar." Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan janganlah pula Suwa', Yaghuth, Ya'uq dan Nasr." Dan sesungguhnya mereka telah menyesatkan ramai orang dan janganlah Kamu tambahkan bagi orang yang zalim itu selain kesesatan. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan, lalu dimasukakn ke dalam neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah. Dan Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang kafir itu tinggal di atas bumi." Sesungguhnya jika Kamu biarkan mereka tinggal, nescaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur. Ya Tuhanku, ampunkanlah aku, ibu bapaku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman lelaki dan perempuan. Dan janganlah Kamu tambahkan lagi orang yang zalim itu selain kehancuran." (Surah Nuh: 1-28)

     Dan dalam surah Hud ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa ke atas mereka sebagai berikut yang bermaksud:

"Maka berkatalah ketua-ketua yang kafir daripada kamunya: "Kami tidak melihatmu melainkan sebagai seorang manusia (biasa) seperti kami dan kami tidak melihat orang yang mengikutimu melainkan orang yang hina di antara kami yang berfikiran singkat dan kami tidak melihatmu memiliki sesuatu kebolehan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahawa kamu adalah orang yang berdusta." Nuh berkata: "Wahai kaumku! Apa pandangan kamu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata daripada Tuhanku dan diberiNya aku rahmat dari sisiNya, kemudian bukti yang nyata dan rahmat itu menjadi kabur pada pandangan kamu. Apakah kami akan memaksa kamu menerimanya, padahal kamu membencinya?" Dan (Nuh berkata): "Wahai kaumku! Aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah daripada Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka, akan tetapi aku memandang kamu suatu kaum yang tidak mengetahui." Dan (Nuh berkata): "Wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku daripada (azab) Allah jika aku mengusir mereka? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?" Dan aku tidak mengatakan kepada kamu, (bahawa) aku mempunyai perbendaharaan-perbendaharaan Allah (gudang-gudang rezeki dan kekayaan daripada Allah) dan aku tidak mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan bahawa sesungguhnya aku adalah malaikat dan aku tidak (juga) mengatakan kepada orang yang dipandang hina oleh penglihatan kamu, bahawa Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sesungguhnya jika aku melakukan demikian, nescaya aku tergolong di kalangan orang yang zalim." Mereka berkata: "Wahai Nuh! Sesungguhnya kamu telah bertikam lidah dengan kami dan kamu telah memanjangkan bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang yang benar." Nuh menjawab: "Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepada kamu jika Dia menghendaki dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskandiri." "Dan tidaklah bermanfaat nasihatku kepada kamu, jika aku hendak menasihati kamu, kalau Allah hendak menyesatkan kamu (kerana kamu tetap berdegil), Dialah Tuhan kamu dan kepadaNyalah kamu dikembalikan." Malahan kaum Nuh itu berkata: "Dia cuma mengada-adakan nasihatnya saja." Katakanlah (Nuh): "Jika aku mengada-adakan nasihat itu, maka hanya akulah yang akan memikul dosaku dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat." Dan diwahyukan kepada Nuh bahawasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu kecuali orang yang telah beriman (saja), kerana itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah engkau berbicara denganku tentang orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan bermulalah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) akan mengejek kamu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)." "Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan yang akan ditimpa azab yang kekal." Hingga apabila perintah Kami datang dan Tannur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari pelbagai binatang, masing-masing sepasang (jantan dan betina) dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang yang beriman." Dan tidak ada orang yang beriman yang turut bersama-samanya melainkan sedikit sahaja. Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu belayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Wahai anakku! Naiklah (ke dalam bahtera) bersama kami dan janganlah engkau berada bersama orang yang kafir." Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku daripada air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi pada hari ini daripada azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan: "Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan), berhentilah!" Dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas Bukit JUdiy dan dikatakan: "Binasalah orang yang zalim." Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku sebahagian daripada keluargaku dan sesungguhnya janjiMu itulah yang benar. Dan Engkau adalah hakim yang paling Bijaksana." Allah berfirman: "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah daripada keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya), perbuatan yang tidak baik. Sebab itu, janganlah engkau memohon kepadaku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikat)nya. Sesungguhnya aku memperingatkan kamu supaya engkau jangan termasuk orang yang jahil." Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu daripada memohon kepadaMu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi keampunan kepadaku dan (tidak) mengasihaniku, nescaya aku termasuk orang yang rugi." Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu daripada memohon kepadaMu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi keampunan kepadaku dan (tidak) mengasihaniku, nescaya aku termasuk orang yang rugi. Difirmankan: "Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan daripada Kami, atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) daripada orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan kepada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih daripada Kami." (Surah Hud: 27-48)


D. Pengajaran Yang Dapat Dipetik Daripada Kisah Nabi Nuh A.S.


     Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin kerana ikatan persamaan kepercayaan atau persamaan aqidah dan pendirian adalah lebih berat dan lebih berkesan daripada hubungan yang terjalin kerana ikatan darah atau kelahiran.

     Kan'aan yang walaupun dia adalah anak kandung Nabi Nuh A.S., oleh Allah SWT dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya, kerana dia menganut kepercayaan dan agaman berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri bahkan dia berada di pihak memusuhi dan menentangnya.

     Maka dalam pengertian inilah dapat difahami dan firman Allah SWT dalam Al-Quran yang bermaksud:

     "Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara."

     Demikian pula hadis Rasulullah SAW yang bermaksud:

"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika dia menyintai saudaranya yang seiman sebagaimana dia menyintai dirinya sendiri."

     Juga peribahasa yang berbunyi; "Adakalanya engkau memperoleh seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."




"(Dan Allah berfirman): "Wahai Adam! 
Tinggallah kamu dan isterimu di dalam
syurga serta makanlah olehmu berdua
(buah-buahan) di mana saja yang kamu
berdua suka. Dan janganlah kamu berdua
mendekati pohon ini, jika tidak, jadilah
kamu berdua termasuk orang yang zalim.""
(Surah Al-A'raf: 19)









N / F : DARIPADA "KISAH-KISAH PARA NABI & RASUL", OLEH ABDULLAH BIN AHMAD MUBARAK.

No comments:

Post a Comment