Friday 13 April 2018

NABI SALEH A.S. [ BAHAGIAN 1 ]






NABI SALEH A.S. [ BAHAGIAN 1 ]








A. Suku Thamud, Kaum Nabi Saleh

     Thamud adalah nama suatu suku yang oleh setengah ahli sejarah dimasukkan sebahagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka tinggal di suatu dataran bernama "Alhijir" yang terletak antara Hijaz dan Syam, yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai oleh suku Aad yang telah habis binasa, disapu angin taufan yang dikirim oleh Allah SWT sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S..

     Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad, telah diwarisi oleh kaum Thamud. Tanah-tanah yang subur yang memberi hasil berlimpah-ruah. Binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang-biak, kebun bunga yang indah-indah, bangunan serta rumah yang didirikannya di atas tanah-tanah dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera dan bahagia, serta merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahawa kemewahan hidup mereka dan anak keturunan mereka.

     Kaum Thamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka minta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan dan kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.


B. Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Thamud


     Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya nabi pesuruh dari sisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat kepada jalan yang benar.

     Demikian pula Allah SWT tidak akan menurunkan azab atau seksa kepada sesuatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjuk oleh-Nya dengan perantaraan seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula bagi kaum Thamud, yang kepada mereka telah diutus Nabi Saleh, seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah diri dan ramah tamah dalam pergaulan.

     Dikenalkanlah mereka oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah, Allah SWT Yang Maha Esa, yang telah menciptakan mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, menciptakan binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup serta kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.

     Nabi Saleh memperingatkan mereka bahawa dia adalah seorang daripada mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Dia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sekali-kali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan atau kebinasaan kepada mereka.

     Dia menerangkan kepada mereka bahawa dia adalah pesuruh dan utusan Allah SWT, dan apa yang dia ajarkan dan dakwahkan kepada mereka adalah amanah Allah SWT yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup mereka dan sesudah mereka mati di akhirat kelak.

     Dia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa yang dia serukan dan anjurkan dan agar mereka segera meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya, beriman kepada Allah SWT Yang Maha Esa sambil bertaubat dan mohon keampunan kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah SWT maha dekat kepada mereka serta mendengar doa mereka dan memberi keampunan kepada yang salah bila dimintanya.

     Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Saleh itu sambil berkata mereka kepadanya: "Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebaikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami mengalami krisis dan kesusahan."

     "Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah-lakumu dan tindak-tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau mengkehendaki agar kami meninggalkan agama nenek-moyang kami, keyakinan dan agama yang telah menjadi darah daging kami, menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap akan menjadi pegangan untuk selama-lamanya. Kami sekali-kali tidak akan meninggalkannya kerana seruanmu dan kami tidak akan mengikuti ajakanmu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan menderhakai nenek-moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejamu."

     Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah SWT yang telah mengurniakan mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksa dan azab dari Allah SWT kerana menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi di atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur, sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharap atau menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Dia hanya menyampaikan amanah Allah SWT yang ditugaskan kepada Allah SWT lah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntunan kepada mereka.

     Sekelompok kecil dari kaum Thamud yang kebanyakan terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya, sedangkan sebahagian besar, terutama mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya: "Wahai Saleh! Kami kira bahawa engkau telah dirasuk syaitan dan terkena sihir. Engkau telah menjadi kurang siuman dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau, sehingga engkau dengan tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya."

     "Engkau mengaku bahawa engkau telah diutus oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi ketua dan pemimpin bagi kaummu. Jika engkau merasa bahawa engkau sihat badan dan sihat fikiran, dan mengaku bahawa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dalam dakwahmu itu, maka hentikanlah usahamu menyebarkan agama barumu dengan mencerca penyembahan kami dan nenek-moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu."

     Nabi Saleh menjawab: "Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahawa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai imbalan atas usahaku memberi tuntutan dan penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau menginginkan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah SWT dan daripada-Nyalah kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu. Dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan membiarkan tugas dan amanah Tuhan kepadaku, padahal aku telah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku. Janganlah sekali-kali kamu harap bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajipanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan penyembahan nenek-moyang kami yang batil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu."

     Setelah gagal dan tidak berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya, para pemimpin dan pemuka kaum Thamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian, terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.


C. Allah SWT Memberi Mukjizat Kepada Nabi Saleh A.S.

     
     Nabi Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripada berupa mukjizat itu, adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya, bila dia gagal memenuhi tentang dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dari mereka, bila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta, bahawa mereka akan meninggalkan agama dan sembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadanya.

     Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Thamud, berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah SWT agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalah-Nya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih keras kepala itu. Dia memohon dari Allah SWT dengan kekuasaan-Nya untuk menciptakan seekor unta betina, dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sudut sebuah bukti yang mereka tunjuk.

     Maka sejurus kemudian dengan izin Allah SWT Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta, terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.

     Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu, berkatalah Nabi Saleh kepada mereka: "Inilah dia unta Allah SWT, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah SWT, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahawa Allah SWT akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini."

     Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba, pergilah unta itu ke sebuah perigi, yang diberi nama perigi unta, dan minumlah sepuas hatinya. Dan para hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum, tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, yang mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasa bahawa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan, laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.

     Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka minta, gagallah para pemuka kaum Thamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh, bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keragu-raguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa iri hati dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya agar mereka membinasakan unta Nabi Saleh.









N / F : DARIPADA "KISAH-KISAH PARA NABI & RASUL", OLEH ABDULLAH BIN AHMAD MUBARAK.


No comments:

Post a Comment