Saturday 2 June 2018

NABI YUSUF A.S. [ BAHAGIAN 7 (AKHIR) ]






BAHAGIAN 7 (AKHIR)








K. Pertemuan Kembali Keluarga Ya'qub


     Sejak kembalinya kabilah putera-puteranya dari Mesir tanpa Bunyamin dan Yahudza, maka duka nestapa dan kesedihan Ya'qub makin mendalam menyayat hati. Dia tidak merasakan tidur semalaman, mengenangkan ketiga puteranya yang tidak ketentuan tempat dan nasibnya. Dia hanya merasa terhibur bila dia sedang menghadap kepada Allah SWT, bersolat, bersujud sambil memohon kepada Allah SWT agar mengurniainya kesabaran dan keteguhan iman menghadapi ujian dan percubaan yang sedang dia alami.

     Dia kadangkala berselawat seorang diri melepaskan air matanya bercucuran sebebas-bebasnya untuk melegakan dadanya yang sedang sedih.

     Fizikal Nabi Ya'qub makin hari makin menjadi lemah, tubuhnya makin kurus hingga tinggal kulit melekat pada tulang ditambah pula dengan kebutaan matanya yang menjadi putih. Yang mana menjadikan putera-puteranya khuatir terhadap kesihatannya.

     Mereka menegurnya dengan mengatakan: "Wahai ayah! Ayah adalah seorang nabi dan pesuruh Allah SWT yang daripadaNya wahyu diturunkan dan daripadanya kami mendapat tuntutan dan ajaran beriman. Sampai bilakah ayah bersedih hati dan mencucurkan air mata mengenangkan Yusuf dan Bunyamin. Tidak cukupkah sudah bahawa badan ayah hanya tinggal kulit di atas tulang dan mata ayah menjadi buta? Kami sangat khuatir bahawa ayah akan menjadi binasa bila tidak menyedarkan diri dan berhenti mengenangkan Yusuf dan Bunyamin."

     Ya'qub menjawab teguran putera-puteranya itu mengatakan: "Kata-kata teguranmu bahkan menambah kesedihan hatiku dan bahkan membangkitkan kembali kenangan-kenanganku pada masa yang lalu, di mana semua anak-anakku berkumpul di hadapan mataku. Aku berkeyakinan bahawa Yusuf masih hidup dan suara hatiku membisikkan kepadaku bahawa dia masih berkeliaran di atas bumi Allah SWT ini, namun di mana dia berada dan nasib apa yang dia alami, hanya Allah SWT lah yang mengetahuinya. Bila kamu benar-benar sayang kepadaku dan ingin melegakan hatiku serta menghilangkan rasa sedih dan dukacitaku, pergilah kamu merantau mencari jejak Yusuf dan berusahalah sampai menemuinya, dan setidak-tidaknya mendapat keterangan di mana dia berada sekarang, dan jangan sekali-kali berputus asa kerana hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah SWT."

     Seruan Ya'qub dipertimbangkan oleh putera-puteranya dan diterimanyalah saranan tersebut, setidak-tidaknya untuk sekadar menghiburkan hati si ayah dan meredakan rasa penderitaannya yang berlarut-larutan. Dan sekalipun mereka merasa tidak mungkin akan mendapatkan Yusuf dalam keadaan hidup, namun bila mereka berhasil memujuk penguasa Mesir mengembalikan Bunyamin, maka hal itu sudah merupakan penghibur bagi ayah mereka serta ubat yang dapat meringankan rasa sakit hatinya.

     Rancangan perjalanan dirundingkan dan dipilihnya Mesir sebagai tujuan pertama dari perjalanan mereka mencari jejak Yusuf sesuai dengan seruan Ya'qub dengan maksud sampingan iaitu membeli gandum untuk mengisi persediaan yang sudah berkurangan.

     Tibalah kabilah putera-putera Ya'qub di Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan mereka dengan Yusuf, wakil Raja Mesir yang berkuasa, berkatalah jurucakap mereka: "Wahai Tuan Paduka! Keadaan hidup yang sukar dan kebuluran di negeri kami yang disebabkan oleh krisis bahan makanan yang belum dapat diatasi memaksa kami datang kembali untuk ketiga kali mengharapkan bantuan dan murah hati Tuan Paduka. Dapatlah kiranya sekali lagi beri kepada kami sukatan gandum sebagai imbalan bagi barang-barang sederhana yang kami bawa untuk bahan penukarannya."

     "Dan selain keperluan kami akan gandum Tuan Paduka kedatangan kami ke sini juga untuk mengulangi permohonan kami kepada Tuan Paduka, dapatlah kiranya adik bongsu kami Bunyamin dilepaskan untuk kami bawa kembali kepada ayahnya yang merindukannya siang dan malam, ayahnya yang sudah buta, kurus kering dan sakit sejak Yusuf, abang Bunyamin hilang. Kami sangat mengharap kebijaksanaan Tuan Paduka agar menyetujui permohonan ini, kalau-kalau dengan kembalinya Bunyamin kepada pangkuan ayahnya dapat meringankan penderitaan batinnya serta memulihkan kembali kesihatan badannya yang hanya kulit melekat pada tulang."

     Kata-kata yang diucapkan oleh abang-abangnya menimbulkan rasa haru pada diri Yusuf dan tepat mengenai sasaran di lubuk hatinya, menjadikan dia merasakan bahawa masanya telah tiba untuk mengenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya dan dengan demikian akan dapat mengakhiri penderitaan ayahnya yang malang itu.

     Berucaplah Yusuf kepada saudara-saudaranya secara mengejek: "Masih ingatkah kamu apa yang telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu memperturutkan hawa nafsu melemparkannya ke dalam perigi di suatu tempat yang terpecil? Dan masih teringatkah olehmu tatkala seorang daripadamu memegang Yusuf dengan tangannya yang kuat, menanggalkan pakaiannya dari tubuhnya lalu dalam keadaan telanjang bulat ditinggalkan dia seorang diri di dalam perigi yang gelap dan kering itu, lalu tanpa menghiraukan ratap tangisnya, kamu kembali pulang ke rumah dengan rasa puas, seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda atau seekor binatang yang tidak patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?"

     Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh wakil raja Mesir itu, tercenganglah para saudara Yusuf, bertanya-tanya kepada diri masing-masing, sambil memandang antara satu sama yang lain, bagaimana peristiwa itu sampai diketahuinya secara terperinci padahal tidak seorang pun daripada mereka pernah membocorkan berita peristiwa itu kepada orang lain, juga kepada Bunyamin pun yang sedang berada di dalam istana raja. Kemudian masing-masing dari mereka membeliakkan matanya kepada diri wakil raja Mesir itu, diteliti wajahnya, matanya, mulutnya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampai ke kaki. Dicarinya ciri-ciri khas yang mereka ketahui berada pada tubuh Yusuf semasa kecilnya. Lalu berbisik-bisiklah mereka dan sejurus kemudian keluarlah dari mulut mereka secara serentak suara teriakan: "Engkaulah Yusuf."

     "Benar," Yusuf menjawab, "Akulah Yusuf dan ini adalah adik tunggalku seayah dan seibu, Bunyamin. Allah SWT dengan rahmat-Nya telah mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian berat yang aku telah alami dan dengan rahmatNya pula kami telah dikurniakan nikmat rezeki yang melimpah-ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah barangsiapa yang bersabar, bertakwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjarannya."

     Setelah mendengar pengakuan Yusuf, berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayanglah di hadapan mata mereka apa yang mereka telah lakukan terhadap diri adik mereka Yusuf yang berada di hadapan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuasa penuh. Mereka gelisah tidak dapat membayangkan pembalasan apa yang akan mereka terima daripada Yusuf atas dosa mereka itu.

     Berkatalah saudara-saudara Yusuf dengan nada yang rendah: "Sesungguhnya kami telah berdosa terhadap dirimu dan bertindak kejam ketika kami melemparkanmu ke dasar perigi. Kami lakukan perbuatan yang kejam itu, terdorong oleh hawa nafsu dan bisikan syaitan yang terkutuk. Kami sangat menyesal di atas peristiwa yang terjadi itu yang mengakibatkan penderitaan bagimu dan bagi ayah kami. Akan tetapi kini nampak kepada kami kelebihanmu di atas diri kamu dan bagaimana Allah SWT telah mengurniakan nikmatNya kepadamu sebagai ganti penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan kami yang derhaka terhadap dirimu. Maka terserah kepadamu tindakan pembalasan apakah yang akan engkau timpakan ke atas diri kami yang telah berdosa dan menderhakaimu."

     Berucaplah Yusuf menenteramkan hati saudara-saudaranya yang sedang ketakutan: "Tidak ada manfaatnya apa yang telah terjadi dan mengungkit kejadian-kejadian yang telah lalu. Cukuplah sudah bila itu semua terjadi pengajaran bahawa mengikuti hawa nafsu dan suara syaitan selalu akan membawa penderitaan dan mengakibatkan kebinasaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni segala dosamu, kerana Dialah Maha Penyayang serta Maha Pengampun. Pergilah kamu sekarang juga kembali kepada ayah dengan membawa baju kemejaku ini. Usapkanlah dia pada kedua belah mata ayah, InsyaAllah akan menjadi terang kembali, kemudian bawalah dia bersama semua keluarga ke sini secepat mungkin."

     Maka bertolaklah kabilah putera-putera Ya'qub, dengan diliputi rasa hairan bercampur gembira, kembali menuju Palestin membawa berita gembira bagi ayah mereka yang sedang menanti hasil usaha pencarian Yusuf yang disarankannya. Dan sebaik saja kabilah sudah mendekati akhir perjalanannya dan hampir memasuki Palestin, ayah mereka Nabi Ya'qub memperoleh firasat bahawa pertemuan dengan Yusuf, putera kesayangannya sudah berada di ambang pintu.

     Firasat itu diperolehnya sewaktu dia berselawat seorang diri di mihrab tempat ibadahnya bermunajat kepada Allah SWT, berzikir dan bersujud sambil melepaskan air matanya bercucuran dan suara tangisnya menggema di seluruh sudut rumah, secara tiba-tiba suara tangisnya berbalik menjadi gelak tertawa, air matanya berhenti bercucuran dan kelaurlah dia dari mihrabnya berteriak: "Aku telah mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bahawa aku akan menemuinya dalam waktu terdekat ini. Ini bukan khayalan dan bukan pula bawaan kelemahan ingatan yang selalu kamu tuduhkan kepadaku."

     Sejurus kemudian berhentilah kabilah di hadapan pintu rumah, turunlah putera-putera Ya'qub dari atas unta masing-masing, beramai-ramai masuk ke dalam rumah dan dipeluknya ayah mereka sambil mengusapkan baju kemeja Yusuf pada kedua belah matanya.

     Seketika itu juga terbuka lebarlah kedua belah mata Ya'qub, bersinar kembali memandang wajah putera satu-persatu dan dengan wajah yang berseri-seri serta hati yang berdebar mengenangkan kisah perjalanan putera-puteranya dan bagaimana mereka telah menemukan Yusuf bersama adiknya Bunyamin. Disampaikan pula kepada ayah seruan dan pelawaan Yusuf agar mereka semua sekeluarga berhijrah ke Mesir dan bergabung menjadi satu di dalam istananya. Dan segera berkemas-kemaslah Ya'qub sekeluarga menyiapkan diri untuk berhijrah ke Mesir.

     Maka dipeluklah si ayah oleh Yusuf sambil mencucurkan air mata setiba Ya'qub di halaman istana bersama seluruh keluarga. Demikian pula ayah tidak ketinggalan mencucurkan air mata, namun kali ini adalah air mata suka dan gembira. Semuanya merebahkan diri bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah SWT serta penghormatan bagi Yusuf, kemudian dinaikkan ayah dan ibu tirinya yang juga saudara ibunya ke atas singgahsana sambil berkata: "Wahai ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yang dahulu itu, menjadi kenyataan. Dan tidak kurang rahmat-rahmat dan kurniaan Allah SWT kepadaku yang telah mengeluarkan aku dari dalam perigi, mengeluarkan aku dari penjara dan mempertemukan kami semuanya setelah syaitan merosakkan hubungan persaudaraan antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Allah Maha Lembut terhadap segala apa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

     Kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya berdoa: "Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan mengajarkan kepadaku pengetahuan serta kepandaian mentakbirkan mimpi. Ya Tuhanku Pencipta langit dan bumi! Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, beriman dan bertakwa dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh."

     Bacalah ayat 87 sehingga ayat 101 dari surah Yusuf, tentang isi cerita tersebut di atas, seperti berikut:

Ertinya:

"Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa daripada rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Wahai al-Aziz! Kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tidak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang yang bersedekah." Yusuf berkata: "Apakah kamu mengetahui (keburukan) apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu itu?" Mereka berkata: "Apakah kamu benar-benar Yusuf?" Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan kurniaanNya kepada kami. Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak mensia-siakan pahala orang yang berbuat baik." Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa)." Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampunkan (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang." "Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah ke wajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali dan bawalah seluruh keluarga kamu kepadaku." Dan semasa kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir), ayah mereka berkata: "Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku nyanyuk." Keluarganya berkata: "Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang dahulu." Maka ketika telah tiba pembawa khabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajahnya (Yaakub), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Yaakub) berkata: "Bukankah telah aku katakan kepadamu, bahawa aku mengetahui daripada Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya." Mereka berkata: "Wahai ayah kami! Pohonkanlah keampunan bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa)." Yaakub berkata: "Aku akan memohon keampunan bagi kamu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf merangkul kedua ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke negeri Mesir, Insya Allah dalam keadaan aman." Dan dia menaikkan kedua ibu bapanya ke atas singgahsana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya bersujud kepada Yusuf. Dan Yusuf berkata: "Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari pendalaman padang pasir, setelah syaitan merosakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana. Ya Tuhanku! Sesungguhnya Kamu telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takwil mimpi. (Ya Tuhan) pencipta langit dan bumi, Kamulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang yang soleh." (Surah Yusuf: 87-101)


L. Beberapa Ibrah Yang Dapat Dipetik Dari Kisah Yusuf A.S.


     Banyak ajaran dan ibrah yang dapat dipetik daripada kisah Nabi Yusuf yang penuh dengan pengalaman hidup yang kontroversi itu. Di antaranya ialah:

1. Bahawasanya penderitaan seseorang yang nampaknya merupakan suatu musibah dan bencana, pada hakikatnya dalam banyak hal, bahkan merupakan satu rahmat dan barakah yang masih terselubung bagi penderitanya itu. Kerana selalunya penderitaan yang dianggapnya suatu musibah itu menjadi suatu permulaan dari kebahagiaan dan kesejahteraan yang tidak diduga pada mulanya. Demikianlah apa yang telah dialami oleh Nabi Yusuf dengan pelemparan dirinya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, disusuli dengan pemenjaraannya oleh para penguasa Mesir. Semuanya itu merupakan jalan yang harus ditempuh oleh beliau untuk mencapai puncak kebesaran dan kemuliaan sebagai nabi serta tingkat hidup yang mewah dan sejahtera sebagai seorang penguasa dalam sebuah kerajaan yang besar, yang dengan kekuasaannya sebagai wakil raja, dapat menghimpun kembali seluruh anggota keluarganya setelah lama berpisah dan bercerai-berai.

     Maka seorang mukmin yang percaya kepada takdir, tidak sepatutnya merasa kecewa dan berkecil hati bila tertimpa suatu musibah dalam harta kekayaannya, kesihatan jasmaninya atau keadaan keluarganya. Dia harus menerima percubaan Allah SWT itu dengan penuh kesabaran dan tawakal sambil memohon kepada Yang Maha Kuasa agar melindunginya dan mengampuni segala dosanya, apa yang jelas adalah bahawa musibah yang ditimpakan kepadanya itu merupakan peringatan dari Allah SWT kepadanya untuk bertaubat.

     Dan sebaliknya bila seorang mukmin memperoleh nikmat dan kurnia dari Allah SWT berupa perluasan rezeki, kesempurnaan kesihatan dan kesejahteraan keluarga, dia tidak sepatutnya memperlihatkan sukacita dan kegembirana yang berlebih-lebihan. Dia bahkan harus bersyukur kepada Allah SWT dengan melipat gandakan amal solehnya sambil menyedarkan diri bahawa apa yang diperolehnya itu kadang-kadang boleh tercabut kembali Allah SWT mengkehendakinya. Lihatlah sebagai teladan Nabi Yusuf yang tidak kehilangan iman dan tawakalnya kepada Allah SWT sewaktu berada seorang diri di dalam perigi mahupun sewkatu merengkok di dalam penjara, demikian pula sewaktu dia berada dalam suasana kebesarannya sebagai Penguasa Kerajaan Mesir, dia tidak disilaukan oleh kenikmatan, duniawinya dan kekuasaan besar yang berada di tangannya. Dalam kedua keadaan itu, dia tidak melupakan harapan, syukur dan pujaan kepada Allah SWT dan sear bahawa dirinya sebagai makhluk yang lemah tidak berkuasa mempertahankan segala kenikmatan yang diperolehnya atau menghindarkan diri dari musibah dan penderitaan yang Allah SWT limpahkan kepadanya. Dia mengembalikan semuanya itu kepada takdir dan kehendak Allah SWT Yang Maha Kuasa.

2. Nabi Yusuf telah memberi contoh teladan bagi kemurnian jiwanya dan keteguhan hatinya tatkala menghadapi godaan Zulaikha, isteri Ketua Polis Mesir, majikannya. Dia diajak berbuat maksiat oleh Zulaikha seorang isteri yang masih muda beliau, cantik dan berpengaruh, sedang dia sendiri berada dalam puncak kemudaannya, di mana biasanya nafsu berahi seseorang sedang berada di tingkat puncaknya. Akan tetapi dia dapat menguasai dirinya dan mengawal nafsu kemudaannya, menolak ajakan isteri yang menjadi majikannya itu, kerana dia takut kepada Allah SWT. Dan tidak mahu mengkhianati majikannya yang telah berbudi terhadap dirinya dan memperlakukannya seolah-olah anggota keluarga sendiri. Sebagai akibat penolakannya itu, dia rela dipenjarakan demi mempertahankan keluhuran budinya, keteguhan imannya dan kemurnian jiwanya.

3. Nabi Yusuf memberi contoh tentang sifat seorang wira yang enggan dikeluarkan dari penjara sebelum persoalannya dengan Zulaikha dijernihkan. Dia tidak mahu dikeluarkan dari penjara, kerana memperoleh pengampunan dari Raja, tetapi dia ingin dikeluarkan sebagai seorang yang bersih, suci dan tidak berdosa. Kerana itu sebelum dia menerima undangan raja kepadanya untuk datang ke istana, dia menuntut agar diselidiki terlebih dahulu tuduhan-tuduhan palsu dan fitnahan yang dilekatkan orang kepada dirinya dan dijadikannya sebagai alasan untuk memenjarakannya. Terpaksa Raja Mesir yang memerlukan Yusuf sebagai penasihatnya, memerintahkan penyiasatan kembali peristiwa Yusuf dan Zulaikha, yang akhirnya dengan terungkapnya kejadian yang sebenarnya, di mana mereka yang bersalah dan menfitnah, mengakui bahawa Yusuf adalah seorang yang suci dan tidak berdosa dan bahawa apa yang dituduhkan kepadanya itu adalah palsu belaka.

4. Suatu sifat utama pembawaan jiwa besar Nabi Yusuf menonjol tatkala dia menerima saudara-saudaranya yang datang ke Mesir untuk memperolehi hak pembelian gandum dari gudang pemerintahan kerajaan Mesir. Nabi Yusuf pada masa itu, kalau dia mahu dia boleh melakukan pembalasan terhadap saudara-saudaranya yang telah melemparkannya ke dalam sebuah perigi dan memisahkannya dari ayahnya yang sangat dia cintai.

     Namun sebaliknya dia bahkan menerima mereka dengan ramah-tamah dan melayani keperluan mereka dengan penuh kasih sayang, seolah-olah tidak pernah terjadi apa yang telah dialami akibat tindakan saudara-saudaranya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Demikianlah Nabi Yusuf dengan jiwa besarnya telah melupakan semua penderitaan pahit yang telah dialami akibat tindakan saudara-saudaranya itu dengan memberi pengampunan kepada mereka, padahal dia berada dalam keadaan yang memungkinkan untuk melakukan pembalasan yang setimpan. Dan pengampunan yang demikian itulah yang akan berkesan kepada orang yang diampuni dan yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dan RasulNya dalam beberapa ayat Al-Quran dan beberapa hadis nabawi.




"Allah berfirman: "Turunlah kamu
sekalian! Sebahagian kamu menjadi
musuh bagi sebahagian yang lain. Dan
kamu mempunyai tempat kediaman dan
kesenangan (tempat mencari kehidupan)
di muka bumi sampai waktu yang telah
ditentukan.""
(Surah Al-A'raf: 24)









N / F : DARIPADA "KISAH-KISAH PARA NABI & RASUL", OLEH ABDULLAH BIN AHMAD MUBARAK.






1 comment:

  1. Agen Slot Deposit Pulsa Vbet188 merupakan situs Judi Bola Online, Slot Game, Poker,
    Casino, Tangkas, Tembak Ikan, Sbobet & Togel Terpercaya di Indonesia,
    yang menyediakan semua jenis Judi Online.
    Dengan minimal deposit hanya 25.000 saja lho.
    Tinggalkan situs abal abal,Buruan Daftar Disini
    Link Official:
    https://Vslot188.com
    https://Vslot188.life
    https://Vslot188.site

    Contact US :
    Livechat : Vbet188
    Whats App : 081397628286

    ReplyDelete